MAKALAH
EKONOMI MAKRO
“PENAWARAN UANG DAN KEGIATAN EKONOMI NEGARA”
KELOMPOK II
NAMA : Fadli Hud
Nur’ain Talib
Yunita Aswadi
Safitri Talib
Sri wahyuni
Fatimah Dwiradia Sakti
Sunapia Rumbia
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT selaku penguasa tunggal di alam yang penuh fana ini,yang telah
memberikan segala nikmat serta rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul” Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi Negara ” dengan waktu yang telah ditentukan.
Tak lupa pula sahlawat serta salam
kami hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW selaku sang revolusioner
sejati yang telah memperjuangkan agama yang sempurna disisi Allah SWT hingga
sekarang aromanya masih dapat dirasakan, dan semoga amal ibadahnya dapat
diterima oleh Allah SWT. Amin.....
Kami menyadari makalah ini masih
banyak memiliki kesalahan baik dari penulisan maupun dalam pengutipannya, untuk
itu dibutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam meningkatkan pengetahuan dan sebagai bahan acuan dalam
penyusunan makalah yang berikutnya.
Penulis
KELOMPOK II
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Penawaran
Uang dan Harga Menurut Pandangan Klasik ......................... 3
2.2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang................................ 4
2.3 Kurva Penawaran
Uang ............................................................................. 6
2.4
Teori Penawaran Uang Tanpa Bank dan Teori Penawaran uang Modern.. 7
2.5
Persamaan Pertukaran ................................................................................ 10
2.6 Uang dan
Kegiatan Ekonomi Menurut Pandangan Keynes ...................... 14
2.7
Kebijakan Moneter dan Kegiatan Ekonomi .............................................. 15
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ................................................................................................ 20
3.2
Saran .......................................................................................................... 20
3.3
Daftar Pustaka
........................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di era sekarang ini peran uang sangat
penting dalam kehidupan, mengapa demikian ini disebabkan karena uang merupakan
alat perantara untuk mengadakan tukar menukar dalam perdagangan.sehingga dengan
adanya alat pembayaran ini mempermudah kita dalam melakukan transaksi.
Di abad yang lalu sebelum adanya uang
masyarakat sangat sulit dalam melakukan transaksi, hal ini karena masyarakat
masih menggunakan perdagangan barter, kegiatan ini merupakan salah satu
kegiatan perekonomian yang melakukan perdagangan dengan melakukan transaksi
berupa barang dengan barang, perdagangan yang sisitemnya seperti ini sangatlah
sulit, karena jika kita ingin melakukan tukar menukar maka tiap pihak yang
ingin melakukan pertukaran memiliki barang yang diingini pihak lain, sehingga
hal ini membatasi pilihan pembeli dalam memilih kebutuhannya.
Dengan adanya perekonomian uang kita
dapat dengan mudah dalam melakukan transaksi kapan dan dimana saja kita berada
kita dapat melakukan transaksi. Uang memilik beberapa fungsi yang mempermudah
kita dalam melakukan pertukaran, dan dapat menyimpan untuk keperluan yang akan
datang atau mendesak serta uang sanagat di perlukan dalam pencatatan karena
segala pekerjaan dan hasil penilaian ditentukan dalam satuan uang.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan penawaran uang?
2. Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi penawaran uang ?
3. Apa
yang dimaksud teori penawaran uang tanpa bank dan teori penawaran uang modern?
4. Apa
yang dimaksud teori kuantitas uang dan teori sisa tunai dalam persamaan
pertukaran?
5. Kebijakan
apa yang dapat dilakukan pemerintah dalam menangani permasalahan keuangan dalam
perekonomian?
1.3
Tujuan
1. Agar
pembaca dapat mengetahui apa maksud dari penawaran uang
2. Agar
pembaca dapat mengetahui konsep yang
berada dalam penawaran uang
3. Agar
pembaca dapat mengetahui faktor-faktor penawaran uang dan kurva penawaran uang
4. Agar
pembaca dapat memahami persamaan pertukaran
5. Dapat
memahami kebijakan yang perlu diambil dalam penawaran uang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penawaran
Uang dan Harga Menurut Pandangan Klasik
Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes,
terutama ahli-ahli ekonomi klasik, menumpukkan analisis mereka kepada efek dari
perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan ini
boleh dibedakan dalam dua bentuk: yaitu: teori kuantitas dan teori sisa tunai. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yaitu: perubahan
dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan
tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat sama
dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga padatingkat yang sama.
Putong (2013) bahwa jumlah uang adalah
total persediaan uang dalam suatu perekonomian pada suatu saat tertentu (nbiasanya
satu tahun anggaran). Jadi berdasarkan pengertian diatas kita ketahui bahwa uang beredar itu bukanlah
uang yang hanya beredar dan berada di tangan masyarakat, akan tetapi dalam
pengertian keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bang
sentral uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi ( tabungan, valas dan
sebagainya ).
Danang Suryoto (2014) Supply of money adalah jumlah uang yang beredar di dalam
masyarakat baik uang kertas maupun uang logam.jumlah uang yang nominal yang
beredar sepenuhnya dikendalikan oleh bank sentral.
Dalam arti luas penawaran uang adalah
termasuk uang yang disimpan di lembaga keuangan lain bukan bank ( bukan bank
umum dan bank tabungan )asal memenuhi syarat sebagai uang yaitu harganya tetap
dan dapat diterima oleh masyarakat secara umum misalkan multifinance, asuransi,
pegadaian dan lain lain.
2.2
Faktor
Yang Mempengaruhi Penawaran Uang
Banyak faktor yang mempengaruhi
pergeseran kurva penawaran uang, antara lain tingkat bunga, tingkat
inflasi,pendapatan nasional serta nilai tukar.
·
Tingkat bunga
Bunga
merupakan imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman
tersebut apabila diinvestasikan. Presentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.
Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman yang tidak berubah sepanjang masa
kredit.suku bunga mengambang adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa
kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya
LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistem penambahan marjin
terhadap kurs referensi. Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tingginya tingkat bunga
menyebabkan biaya produksi meningkat yang pada gilirannya menyebabkan dunia
usaha menjadi lesu.
·
Tingkat Inflasi
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/alat tukar) dan yang kedua adalah tekanan produksi dan atau
distribusi. Inflasi tarikan permintaan (demand
pull inflation) lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral. Inflasi
ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu
oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi
dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuditad yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap factor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya
permintaan terhadap factor produksi itu menyebabkan harga faktor produki
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan
total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment
dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Sementara itu inflasi tekanan produksi (cost push inflation) diakibatkan kurangnya produksi dan
keterbatasan distribusi. Inflasi ini dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiscal,
perpajakan, kebijakan pembangunan infratsruktur, regulasi, dan lain sebagainya.
Inflasi ini terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/ dan atau juga
termasuk adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak
ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga seuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian
yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
·
Pendapatan nasional
Permintaan
agregat menunjukan ubungan antara keseluruan permintaan terhadap barang-barang
dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar
dari keseluruan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi
pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukan hubungan
antara keseluruan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional jika terjadi perubahan
permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruan.
Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga
dan pendapatan nasional, yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat penganguran. Penurunan pada tingkat
penawaran agregat cenderung menaikan harga, tetapi akan menurunkan pendapatan
nasional dan menambah pengangguran. Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah
mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar dengan tujuan untuk
menggairahkan dunia perbankkan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga
dan peningkatan harga)
·
Nilai Tukar Rupiah
Jika
nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat. Nilai tukar yang berdasarkan
pada kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap kali nilai-nilai satu dari dua
komponen mata uang berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih
berharga bila permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai
akan menjadi berkurang bila permintaan kurang dari penawaran yang tersedia.
Peningkatan permintaan terhadap mata uang adalah yang terbaik karena dengan
meningkatnya permintaan untuk transaksi uang, atau mungkin adanya peningkatan
permintaan uang yang spekulatif.
2.3
Kurva
Penawaran Uang
Banyak sedikitnya penawaran uang atau
jumlah uang yang beredar ditentukan oleh pemerintah melalui bank sentral yang
jumlahnya tetap dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, penawaran uang
merupakan kurva inelastis sempruna yang berbentuk garis tegak lurus.
Perubahan
dalam penawaran uang ditunjukan oleh pergerakan-pergerakan kurva.
Pergerakan-pergerakan kurva ke kiri menunjukan penawaran uang yang berkurang.
Perhatikan kurva penawaran
Pergerakan kurva
penawaran uang dari MS0 ke MS2 menunjukan bertambahnya penawaran uang.
Sebaliknya, pergerakan kurva penawaran uang dari MS0 ke MS1 menunjukan
berkurangnya penawaran uang.
2.4
Teori Penawaran Uang
Tanpa Bank dan Teori Penawaran Uang Modern
Dalam penawaran uang akan dijelasakan tentang
dua hal yaitu sebagai berikut:
Ø Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori-teori lama tentang jumlah uang beredar
sangat sederhana dan menganggap seakan akan perbankan tidak ada. Teori yang
sederhana adalah gambaran dari sistem standar emas, yang salah satunya memiliki
fungsi sebagai alat pembayaran. Salah satu cara untuk menurunkan jumlah uang
beredar adalah mengirim emas keluar negeri untuk menutup defisit
neraca pembayaran. Emas digunakan untuk membayar barang-barang yang diimpor
yang jumlahnya lebih besar daripada nilai barang-barang yang diekspor atau
karena industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya. Dengan
demikian emas yang tersedia semakin berkurang karena digunakan untuk alat
pembayaran. Jumlah uang beredar akan naik jika ada surplus neraca pembayaran
atau karena produksi emas meningkat, misalnya karena ditemukan tambang
emas yang baru.
Sistem moneter tersebut tidak memerlukan
regulasi dari otoritas moneter ataupun pemerintah karena jumlah uang beredar
ditentukan oleh mekanisme pasar. Dalam perekonomian tertutup seperti ini yang
menggunakan emas sebagai alat pembayaran maka penawaran uang akan bertambah
apabila orang memproduksi emas. Penawaran uang tidak bisa diubah sesuai
kehendak pemerintah dan semua tergantung pada produsen emas. Produksi emas
memerlukan biaya untuk menambang, memurnikan, mencetak dan sebagainya. Produsen
emas hanya akan memproduksi emas jika menguntungkan dirinya, artinya dia akan
berproduksi apabila harga emas dipasaran lebih tinggi dari biaya produksinya.
Karena emas adalah alat pembayaran umum maka
jika harga emas naik berarti harga barang-barang lain turun, demikian
sebaliknya. Dengan demikian produsen akan cenderung untuk menaikkan produksi
emasnya. Selanjutnya jika jumlah emas yang tersedia bertambah dan sesuai dengan
hukum pasar, maka hal ini akan cenderung menurunkan harga emas. Jika harga emas
turun dan harga barang-barang naik maka produksi emas cenderung berkurang atau
bahkan berhenti. Jadi dalam kondisi tersebut maka penawaran uang secara
otomatis akan menyesuaikan diri dengan permintaan akan uang sehingga sehingga
harga emas secara otomatis selalu mencapai kestabilannya.
Selain uang
emas, sejarah juga mencatat penggunaan kedua logam emas secara bersamaan.
Penggunaan dua mata uang tersebut juga menganut mekanisme pasar sehingga
kestabilannya akan terjaga. Salah satu dalil yang menyoroti masalah ini adalah
dalil Gresham atau Gresham law yang menyatakan bahwa
uang logam mulia yang dinilai terlalu tinggi dibanding biaya produksi akan
cenderung menggeser uang lainnya yang digunakan sebagai alat pembayaran.
Pernyataan ini dikenal dengan istilah bad money drives out
good money.
Sementara Keynes dalam teorinya mengenai pasar uang menganggap
bahwa kenaikan jumlah uang beredar (penawaran uang) langsung terjadi di pasar
uang. Keynes lebih menekankan pada proses kebijakan fiskal berupa defisit
anggaran yang dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk mengangkat
perekonomian dalam keadaan depresi. Defisit anggaan belanja tersebut dibiayai
dengan pencetakan uang dan uang baru ini langsung dibelanjakan oleh pemerintah
hingga kemudian sampai ditangan masyarakat.
Ø Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomia modern, sumber dari
terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter (pemerintah dan bank sentral)
serta lembaga keuangan. Otoritas moneter merupakan pemasok uang inti dan uang
primer, sedangkan lembaga keuangan (perbankan) merupakan pemasok uang sekunder
masyarakat.
Pasar uang itu sendiri terdiri dari dua sub
pasar yaitu sub pasar uang primer
dan sub pasar uang sekunder.
Meskipun masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub
tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer bersifat
lebih fundamental karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh apabila ada
uang primer.
Proses terciptanya uang beredar merupakan
proses pasar, artinya hasil interaksi antara permintaan dan penawaran dan bukan
sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah semata. Apabila suatu
waktu permintaan akan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti
maka para pelaku dalam pasar uang masing akan melakukan penyesuaian berupa
tindakan-tindakan di sub pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan
antara permintaan dan penawaran.
Jika posisi keseimbangan belum tercapai maka akan terus terjadi
proses penyesuaian berupa tindakan-tindakan oleh para pelaku pasar uang.
Tindakan-tindakan tersebut berupa usaha dari para pelaku pasar untuk mengubah
struktur atau komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke arah struktur
dan komposisi yang ia inginkan. Tindakan tersebut akan mempengaruhi permintaan
dan penawaran uang dan akan berhenti dilakukan apabila semua pelaku dalam pasar
uang telah puas dengan struktur dan komposisi neraca (kekayaan) yang mereka
punya. Proses penyesuaian komposisi neraca dinamakan proses penyesuaian
portofolio atau portfolio adjustment
2.5
Persamaan
Pertukaran
Teori kuantitas uang biasanya
diterangkan dengan menggunakan persamaan pertukaran. Persamaan tersebut
dinyatakan sebagai berikut:
MV = PT
Dimana:
M :
Penawaran uang
V :
Laju peredaran uang
P :
Tingkat harga
T :
Jumlah barang & jasa yang diperjual belikan
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T,
mempunyai arti berikut: (i) ia adalah nilai fiskal dan bukan nilai uang,dan.
(ii) ia meliputi barang-barang jadi maupun barang setengah jadi. Teori
kuantitas uang ada kalanya dinyatakan dengan persamaan yaitu:
MVy = Y
Dimana M adalah penawaran uang, Vy adalah
laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang jadi saja, dan Y adalah pendapatan nasional. Nilai Y
adalah sama dengan tingkat harga dikalikan dengan jumlah barang-barang jadi
yang diperjualbelikan.dengan demikian Y adalah lebih kecil dari PT. Sebagai
akibat dari keadaan ini maka Vy adalah lebih kecil dari V.
1. Teori
Kuantitas Uang
Pandangan
dari teori kuantitas uang adalah perubahan dalam penawaran dalam penawaran uang
akan menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan
perubahan kedua variabel tersebut adalah kea rah yang sama.
Ada asumsi dan pandangan teori
kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika
yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik. pandangan teori
kuantitas didasarkan kepada dua asumsi berikut:
·
Laju peredaran uang,
atau V, adalah tetap menurut ahli-ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang
tergantung kepada beberapa faktor teknikal seperti sistem pembayaran gaji,
cirri-ciri kegiatan perdagangan, efisiensi sistem pengangkutan dan kepadatan
penduduk.
·
Kesempatan kerja penuh
selalu tercapai dalam ekonomi oleh karena itu jumlah barang-barang adalah tetap
dan tidak dapat ditambah.
Sebagai implikasi dari kedua asumsi di
atas maka menurut persamaan MV = PT, apabila
M berubah maka ia hanya akan mengubah nilai P pada tingkat yang sama dengan
perubahan M.
Ada kritik-kritik utama yang dikemukakan
ke atas teori kuantitas diterangkan di bawah ini.
·
Pemisalan bahwa T
adalah tetap kurang tepat asumsi ini erat hubungannya dengan keyakinan bahwa
perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
·
Laju peredaran uang
tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang .
·
Perhubungan di antara
penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang diterangkan oleh teori
kuantitas.
·
Teori kuantitas hanya
memperhatikan fungsi uang sebagai alat melicinkan kegiatan tukar-menukar dan
transaksi dengan menggunakan uang.
·
Teori kuantitas
mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga.
2. Teori
Sisa Tunai
Beberapa
tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli ekonomi
inggris, yaitu Alfred Marshall dari Cambridge, mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga
menerangkan sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori
sisa tunai mempunyai pandangan yang sama
dengan teori kuantitas uang. Teori ini juga berpendapat bahwa perubahan dalam penawaran
uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Teori sisa
tunai diterangkan dengan menggunakan persamaan berikut:
M
= kPT
Di
mana M, P dan T mempunyai arti yang sama dengan M,P, dan T dalam persamaan MV = PT. Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau
M/k = PT. Sedangkan persamaan teori kuantitas adalah MV = PT. Dengan demikian
M/k = MV, atau k = 1/V.
Marshaall beranggapan bahwa dari banyaknya peredaran uang yang
berada dimasyarakat, sebenarnaya tidak keseluruhan mencakup uang yang dimiliki
oleh masyarakat, karena ada sebagian yang masih dipegangsecara tunai ( k ).
M
= kPT atau M = kPY
Dimana
M adalah uang yang beredar, k adalah
besar uang tunai yang di pegang oleh masyrakat yang sebanding dengan
pendapatnya, P adalah harga-harga
umum, P atau Y adalah jumlah produksi baik produk jadi maupun setengah jadi.
Dengan demikian berdasarkan persamaan Marshall, laju uang beredar ditentukan
oleh seberapa besar uang yang yang dipegang oleh masyarakat, tingkat harga dan
jumlah produksi. Secara eksplisit dapat dijelaskan bahwa bila pemerintah ingin
menambah uang beredar sebesar 10% dari
sebelumnya, maka itu berarti pemerintah harus bersiap-siap pada kenaikan harga
yang juga sebesar 10% ( dengan asumsi k dan T atau Y tetap ).
Dalam
persamaan pertukaran akan dijelaskan teori kuantitas uang menurut Irving Fisher
dan Marshall yaitu sebagai berikut:
1. Persamaan
Pertukaran dari Irving Fisher
Teori
kuantitas uang berikutnya dikembangkan oleh Irving Fisher, ia juga berpendapat
sama dengan Marshall, bahwa perubahan jumlah uang beredar ( M ) berbanding lurus dengan perubahan harga-harga
( P ). Teori ini di dasarkan atas persamaan pertukaran yang terkenal yaitu:
MV
= PT
Persamaan
MV = PT tentu saja bisa ditulis MV = Y, akan tetapi PT>Y, dengan demikian dalam kondisi
sama: M = PT/V > M = Y/V.
2. Kesamaan
Teoritis antara Fisher dan Marshall
Secara
teoritis, Teori kuantitas uang dari Fisher dan Marshall pada dasarnya sama,
yang membedakannya hanyalah bahwa Marshall menganggap tidak semua uang yang
beredar itu mewakili semua uang yang dimiliki oleh masyarakat,akan tetapi masih
ada sebagian yang secara tunai dipegang oleh masyarakat yaitu sebesar k yang mewakili besarnya uang tunai
yang dipegang sebanding dengan tingkat pendapatnya, sedangkan Fisher
beranggapan bahwa pendapatan masyarakat berupa uang seluruhnya yang beredar.
Dari pernyataan itu dan berdasarkan penjelasan mengenai uang yang telah
dipaparkan di muka, maka sebenarnya k
itu tidak lain adalah 1/V. (karena k tidak lain adalah kebalikan dari V), sehingga :
Bila teori nilai sisa Marshall:
M = kPT
x PT
padahal
persamaan pertukaran dari Fisher:
MV = PT
Ternyata
bahwa model Marshall dan Fisher yang menjelaskan tentang teori pertukaran pada
dasarnya adalah sama.
.
2.6
Uang
dan Kegiatan Ekonomi dalam Pandangan Keynes
Menurut
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik, seperti yang dijelaskan di bagian awal dari
bab ini, perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan tingkat
harga, tetapi perubahan ini tidak menimbulkan efek ke atas tingkat produksi dan
kegiatan ekonomi negara. Perekonomian akan tetap mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh. pandangan tersebut berbeda dengan pandangan Keynes. Analisis
Keynes berkeyakinan bahwa pengangguran selalu wujud dan menyebabkan dan
menyebabkan tingkat kegiatan dalam ekonomi belum mencapai tingkat yang
maksimum. Keadaan ini dapat di perbaiki melalui dua pendekatan atau kebijakan:
(i) menaikkan pengeluaran agregat melalui
perubahan pengeluaran pemerintah dan komponen pengeluaran agregat lain (seperti
ekspor dan investasi) dan membuat perubahan dalam sistem pajak pemerintah, dan
(ii) menambah penawaran uang.
2.7
Kebijakan
Moneter dan Kegiatan Ekonomi
Kebijakan
moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral
guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan
aman. Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan: kebijakan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter
kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif
adalah langkah-langkah bank sentral
yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian. Dalam masa deflasi penawaran uang
perlu ditambah. Langkah ini akan menurunkan suku bunga dan penurunan ini
selanjutnya akan mengalahkan perkembanagan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan
kerja menjadi lebih tinggi dan
pengangguran berkurang. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah
melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian.
`
1.
Kebijakan
moneter kualitatif
Kebijakan
moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi
bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukanoleh bank-bank perdagangan. Dengan perkataan lain, tujuan utama
kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi
untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan.
Menurut
Sethi, kebijakan moneter berfungsi:
·
Mendapatkan dan
mengambil manfaat dari struktur tingkat suku bunga yang paling sesuai
·
Meraih perkembangan
yang tepat antara permintaan dan penawaran uang
·
Menyediakan fasilitas
kredit yang tepat bagi perekonomian dan menghentikan perkembangan yang tidak
semestinya
·
Pendirian, pelaksanaan
dan perluasan lembaga keuangan
·
Manajemen hutang.
2.
Kebjikan
moneter kuantitatif
Kebijakan
moneter kuantitatif memiliki beberapa tindakan dan kebijakan:
a. Operasi
pasar terbuka dan tingkat diskonto, yaitu tindakan bank sentral untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar dengan cara memperjual-belikan surat-surat
berharga.keberhasilan dari operasi pasar terbuka bergantung pada:
1. Keberadaan
pasar efek/saham yang terorganisasi
2. Pemeliharaan
cadangan kas tetap oleh bank komersial
3. Tidak
ada fasilitas rediskonto dari bank sentral.
b. Merubah
cadangan minimum,yaitu suatu bank umum yang diijinkan beroperasi diwajibkan
baginya oleh bank sentral untuk menyetor sejumlah uang daridari sekian persen
modal atau kekayaan banknya yang diperuntukan bagi cadangan modal bank tersebut
untuk sewaktu-waktu digunakan dalam kondisin tertentu, misalnya sewaktu kalah
kliring atau bank umum tersebut dilanda rush.
Kebijakan
moneter kualitatif memiliki beberapa kebijakan yaitu:
a) Pengawasan
pinjaman selektif adalah bank sentral menentukan jenis pinjaman apa saja yang
boleh diberikan dan diwajibkan oleh bank sentral dan mana yang tidak boleh atau
haris ketat pembriannya. Misalnya prioritas bagi pengusaha kecildan ketat untuk
kredit yang bersifat konsumtif dan jenis property ( jangka panjang ).
b) Pembujukan
moral, adalah tindakan bank sentral yang meminta kepada bank umum agar
melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk menstabilkan peredaran uang dan
suku bunga agar tetap berada pada tingkat yang wajar,atau bisa juga dengan cara
pimpinan bank sentarl langsung menginformasikan kepada masyarakat agar tidak
terpancing isu, tidak perlu kuatir dalam sistem perbankan, membantah isu
devaluasi, pelarian modal dan sebagainya.
Kritikan atas kebijakan moneter yang
berasal dari kaum Keynesian yang menyatakan bahwa moneter tidak dapat berhasil
mengatasi masalah ekonomi seperti inflasi dan pengangguran, yang telah
diidentifikasi penyebabnya yaitu adanya tenggang waktu pelaksana dan terlalu
lamanya keberhasilan kebijakan itu semenjak implementasinya.
Sebagai contoh dampak penawaran uang
yang mempengaruhi perekonomian. Dalam Studi Kasus Dampak Kebijakan Moneter di
Amerika dan Negara-Negara OECD Lain
Tabel.
a. Kenaikan
jumlah uang yang beredar di AS
Jumlah
uang beredar
|
Dampak
di AS
|
Dampak
di Negara OECD Lainnya
|
PNB
|
1,5%
|
-0,7%
|
IHK
|
0,4%
|
-0,6%
|
Suku
Bunga
|
-2,2%
|
-0,5%a
|
sNilai
Mata Uang
|
-6,0%
|
-
|
Neraca
Transaksi berjalan
|
-$3,1
miliar
|
-$3,5
miliar
|
Dari
tabel di atas menunjukkan dampak dari adanya kenaikan jumlah uang yang beredar
sebesar 4% ( kebijakan moneter ) di negara Amerika atau di negara-negara OECD
lain terhadap Produk Nasional Bruto (PNB), Indeks Harga Konsumen (IHK),tingkat
suku bunga, nilai mata uang, dan neraca transaksi berjalan di negara Amerika
dan negara-negara OECD.OECD-Organization
for Economics Cooperation and Development-memasukkan 24 negara industri dan
perhitungannya. Hasil simulasi diperoleh dari penggunaan model Multi-Negara
dari Dewan Bank Sentral AS. Walaupun dampak kenaikan jumlah uang yang beredar
terus turun sepanjang tahun tersebut, hasil yang di paparkan pada table di atas
menunjukkan adanya dampak pada tahun kedua setelah jumlah uang yang beredar
ditingkatkan.
Bagian
A pada tabel menunjukkan bahwa 4% kenaikan jumlah uang yang beredar di negara
Amerika serikat yang mengakibatkan kenaikan PNB AS sebesar 1,5% pada waktu satu
tahun setelah AS menaikkan jumlah uang yang beredar. Kenaikan jumlah uang yang
beredar ini juga akan mengakibatkan kenaikan harga sebesar 0,4%, penurunan
tingkat suku bunga jangka pendek sebesar 2,2 persentasepoin (katakanlah, dari
6,2% menjadi 5,0%S), penurunan nilai internasional mata uang (depresiasi)dollar
sebesar 6%,dan pemerosotan dalam neraca transaksi berjalan AS sebesar $3,1
miliar (karena kecenderungan impor AS meningkat disebabkan PNB yang semakin
meningkat yang meliputi kecenderungan depresiasi mata uang dolar untuk
memperbaiki neraca transaksi berjalan Amerika Serikat (AS).
Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan
moneter dalam analisis pengeluaran agregat penawaran agregat (Y=AE).
Pengeluaran agregat pada kerika ekonomi mengalami kemunduran adalah AE0 dan
dengan demikian keseimbangan yangasal dicapai di E0 dan pendapatan nasional
adalah Y0. Kebijakan moneter akan menambah pengeluaran agregat dan perubahan ini
ditunjukkan oleh perbuhan AE0 menjadi AE1 dan
pendapatan nasional meningkat menadi Y1. Pertambahan pendapatan nasional ini
akan menambah kesempatan kerja dan mengrangi pengangguran.
Dalam grafik (b). Keseimbagan asal yaitu
pada ketika perekonomian sedang mengalami kemunduran, dicapai di E0, yaitu
titik persilangan di antara AD dan AS. Keseimbangan ibni adalah sama dengankeseimbangan
asal dalam analisis Y=AE. Maka hargapada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh
karena kebijakan moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1
dan menyebabakan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva AD1
akan bergesr menjadi A1 yang mlalui titik E1 di mana E0E1 =Y0Y1. Kurva AD1 memotong
kurva AS di E2 dan merupakan kesimbangan AD-AS yang baru efek dari melaksanakan
kbijakan moneter. Ksimbangan yang baru ini menunjukkan penapatan nasional rill
hanya meningkat dari Y0 mnjadi Y2 dan tingkat harga mningkat dari P0 menjadi P1.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes,
terutama ahli-ahli ekonomi klasik, menumpukkan analisis mereka kepada efek dari
perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan ini
boleh dibedakan dalam dua bentuk: yaitu: teori kuantitas dan teori sisa tunai. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yaitu: perubahan
dalam penawaran uang akan
menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan
penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat sama dan penurunan penawaran
uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral guna mengatur penawaran uang dan
tingkat bunga dalam tingkat yang wajar dan aman. Kebijakan moneter dapat
dibedakan kepada dua golongan: kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.
3.2
Saran
Dengan adanya teori dan konsep dari
penawaran uang ini kita bukan hanya mendapatkan teorinya saja melainkan harus
di praktekkan, agar kita dapat melihat langsung kondisi yang berada di sekitar
lingkungan yang menyangkut dengan perekonomian.semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam meningkatkan pengetahuan dan menjadi sumber
referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Putong,
Iskandar, 2013. Economis pengantar Mikro
dan Makro.Jakarta: Mitra Wacana Media.
Salvatore, Dominick. 2014. Ekonomi Internasional.Jakarta: Salemba Empat
Sukirno,
Sudono. 2016. Makroekonomi Teori Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Suryoto,
Danang. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro. Surabaya: Mandala Manurung.